Sebelum siang (12 Desember 2019) beraudiensi ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, tim mahasiswa FH Untag Surabaya yang didampingi dosen Widhi Cahyo Nugroho, Budiarsih, H. R. Adianto Mardijono dan Tomy Michael melakukan kunjungan awal di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang bergabung di Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan dilanjutkan di Desa Tangkil Jawa Barat. Mungkin ada yang bertanya mengapa ke Desa Tangkil? Di desa berhawa sejuk ini terdapat bangunan dengan penjagaan ketat yaitu BNPT Republik Indonesia dam disambut oleh Deputi Pencegahan dan Deradikalisasi Jumaji dan Faizal. Dalam pemaparannya, ditegaskan bahwa penanganan terorisme dibutuhkan keahlian khusus karena terkait ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dimana ideologi telah didoktrin bagi para pelaku. Sebagai garda terdepan mengatasi ideologi, BNPT Republik Indonesia juga melakukan deradikalisasi bagi para teroris dengan pendekatan humanisme. Kemudian melalui generasi milenial yang membuat meme khusus dalam kehidupan sehari-hari, vlog khusus.
Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa menanyakan bagaimana BNPT menjawab stigma bahwa teroris adalah settingan? Beliau menjawab bahwa pemahaman akan stigma tersebut hanya bisa dipahami dengan mengandaikan diri menjadi paham sesuatu secara berlebihan. Selain itu, mereka yang sudah kembali pada Pancasila akan dijadikan narasumber kegiatan ilmiah sebagai seseorang yang pernah menjadi pelaku teror.
Untag Surabaya || Fakultas Hukum Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya