Laporan Pulau Pasir

  Senin, 27 Mei 2019 - 17:55:56 WIB   -     Dibaca: 599 kali

Awal masuk Kenjeran membayar uang parkir Rp 10.000/mobil, lalu membayar uang tiket masuk Kenjeran sebesar Rp 5.000/orang. Dan untuk akses ke Pulau Pasir harus naik perahu kayu sebesar Rp 100.000/perahu untuk hari biasa atau weekday. Untuk estimasi waktu dari bibir pantai ke Pulau Pasir memakan waktu 15 sampai 20 menit, dan perahu kayu yang penulis tumpangi merupakan milik Bapak Munip (narasumber dan juga nelayan di Kenjeran). Menurut Munip, awal mula Pulau Pasir ini untuk pencarian berbagai macam kerang untuk masyarakat sekitar, dan menurut beliau, dulu dari bibir pantai hingga ke lokasi dapat ditempuh dengan berjalan kaki pada saat air surut. Pulau Pasir ini ada sejak dahulu dan tidak pernah hilang (namun hanya dapat terlihat jelas pada saat air surut). Namun sayangnya, Pulau Pasir tidak dapat diprediksi waktu kemunculannya secara jelas, karena setiap hari terdapat perbedaan yang signifikan.

Jadi, jika pengunjung ingin melihat Pulau Pasir, maka para nelayan harus melihat kondisi air (apakah sedang pasang atau surut). Dan kadang-kadang, dari pagi hari menjelang petang kondisi air dapat surut, namun pada malam hari langaung pasang. Namun, kadang-kadang tidak (surut) sama sekali. Tetapi intinya, dalam 24 jam terdapat waktu dua kali untuk pasang dan dua kali untuk surut. Namun sekali lagi, nelayan tidak dapat memperkirakan waktu pasang maupun waktu surut. Namun sayangnya, Pulau Pasir ini tergolong jarang dikunjungi oleh pengunjung. Namun pada saat hari besar, weekend dan juga hari libur sekolah seperti sekarang, pengunjung lebih sering datang. Biasanya pengunjung ke Pulau Pasir karena keingintahuan yang besar dan juga terkesan jika pengunjung foto-foto di Pulau Pasir dengan background atau latar belakang daratan (jadi keistimewaan  Pulau Pasir ini adalah seakan-akan pengunjung foto di tengah laut).

Di Pulau Pasir ini juga diberi tanda berupa bendera, agar baik nelayan maupun pengunjung dapat mengetahui letak Pulau Pasir (sehingga nelayan langsung menuju ke Pulau Pasir), dan juga agar nelayan mengetahui dangkal dan dalamnya lautan. Dalamnya Pulau Pasir ini sendiri tidak dapat diperkirakan, namun untuk lebar dan panjangnya bisa diperkirakan. Untuk lebar sekitar 100m, dan panjangnya sekitar 500m (dari selatan ke utara). Karena jarangnya pengunjung ke Pulau Pasir, harapan atau keinginan dari para pelayan ialah difungsikannya Pulau Pasir ini sendiri. Misalnya dibuatkan warung apung untuk menambah pemasukan nelayan (agar nelayan memiliki alasan untuk berlayar). Namun dengan adanya berita tentang tsunami cukup mempengaruhi jumlah pengunjung yang berkunjung ke Pulau Pasir ini sendiri, karena rata-rata pengunjung takut dan menyamaratakan bencana di satu tempat dengan tempat lainnya.

Oleh Mutia Karin Rosediana (April 2019).


Untag Surabaya || Fakultas Hukum Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya